AKU PASTI BISA
Sepertinya rumah tidak akan pernah rapi jika kedua anakku sedang berada di rumah. Ada-ada saja kegiatan yang mereka lakukan hingga membuatku geleng kepala. Mengeluarkan semua isi lemari pakaian, lemari buku. lemari dapur, bok mainan, bahkan bawang merah dan bawang putih pun ikut bermain bersama keduanya. Tidak akan pernah ada habisnya.
Alhasil, rumah kecilku ini tidak ada rapinya. Semua barang tercecer dimana-mana. Baju, buku, piring, wajan, tergeletak begitu saja. Ya, tergeletak dimana-mana.
Apalagi jika ditambah dengan kedatangan tamu yang tiba-tiba, rumah yang masih berantakan dengan barang yang tercecer dimana-mana akan membuat suasana tidak nyaman. Sangat tidak nyaman.
Kondisi ini yang biasanya membuat emosiku naik ke ubun-ubun, berteriak, dan marah-marah. Marah-marah pada dua batita yang bahkan belum mengerti apa itu perbedaan antara salah dan benar. Marah-marah pada dua sosok mungil yang masih suci. Marah-marah yang sungguh tidak ada artinya.
Berfungsikah marah-ku ini?
Anakku Sundulan…
Senang itu, ketika engkau melihat anak-anakmu sedang akur bermain, tersenyum bersama, belajar bersama, makan pun bersama-sama. Nikmatnya…
dan
saat itu, dunia dan isinya pun serasa sudah kupunya.
Usia 3-4 tahun menurut kebanyakan orang adalah usia yang ideal bagi anak untuk mempunyai adik. Hal ini dikarenakan pada rentang usia ini kehadiran adik akan disambut dengan baik oleh kakak. Kakak selama 3 – 4 tahun telah cukup membangun fondasi bonding dengan orang tua. Ia tidak merasa terancam dengan hadirnya adik. Kakak bisa menempatkan diri sebagai pembimbing adik yang baik. Kakak pula bisa menjadi pembantu yang paling handal jika dimintai tolong untuk adiknya.
Namun, bagaimana jika Allah berkehendak lain dan kakak mendapatkan adik pada rentang umur yang cukup berdekatan? Orang jawa menyebutnyan “sundulan”. Kebanyakan orang tua takut karena tidak sanggup mendidik dua buah hatinya dengan didikan yang cukup baik. Takut akan perhatian dan kesabarannya yang terbatas. Takut jika ia gagal dalam menjadi orang tua yang ideal. Takut akan biaya pendidikan yang akan dikeluarkan. Takut jika anak-anak ini sering bertengkar dan masih banyak ketakutan-ketakutan lainnya.
- Anak, Sebuah Nikmat Besar
Allah ta’ala berfirman :
øÎ)ur c©r’s? öNä3/u ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯RyÎV{ ( ûÈõs9ur ÷Länöxÿ2 ¨bÎ) Î1#xtã ÓÏt±s9 ÇÐÈ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS.Ibrahim :7)
Dan nikmat yang paling agung dalam kehidupan ini adalah dikaruniai anak. Memiliki anak merupakan karunia dan hadiah dari Allah. Allah berfirman :
°! Ûù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 ß,è=øs $tB âä!$t±o 4 Ü=pku `yJÏ9 âä!$t±o $ZW»tRÎ) Ü=ygtur `yJÏ9 âä!$t±o uqä.%!$# ÇÍÒÈ ÷rr& öNßgã_Íirtã $ZR#tø.è $ZW»tRÎ)ur ( ã@yèøgsur `tB âä!$t±o $¸JÉ)tã 4 ¼çm¯RÎ) ÒOÎ=tæ ÖÏs% ÇÎÉÈ
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki,. Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.(QS. Asy-Syuura : 49-50)
Ayolah, jangan terlalu memikirkan ketakutan-ketakutan itu. Tetapkan tujuan,agar kakak dan adik menjadi anak-anak yang sholih, anak-anak yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan anak-anak yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Dan ini adalah tujuan mulia dari mempunyai anak menurut syari’at islam.
2 comments